Halo kawan2 pakabar, hehehe...bingung mo nulis apa tiba2 ada majalah perusahaan yang gue baca artikelnya dan menurut gue menarik terus gue scan dan gue copy textnya ke blog ini, boleh ya...artikelnya pak andrie wongso menarik buat gue dan ijinkan saya untuk menguploadnya ke blog ini ya pak andrie wongso please....
Scan... and....scan.... and oh no edit edit edit.....syat...syuuut...wuuuiiiit....
take a seat relax and enjoy.... *yang pewe ya bacanya*
*pop corn mbak satu!* uhuuuiii asik ni adem benerrrr.....
So inilah yang gue barusan baca tadi...
Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan. bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara?
Menyerah? Atau malah makin bergairah?
Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda. Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks.
"Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau?Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil?Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi" itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori jones Yang- Pour Your Heart into it; Bagaimana Starbucks membangun sebuah perusahaan secangkir demi secangkir. bagaimana ia merintis "cangkirdemi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.
Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai.
Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas."Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu.baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru.
Meski.begitu Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan starbukcs. Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri.Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berhutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.
Tekad itu terwujud dan bahkan-dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya.Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawannya dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.
Kini dibantu dengan CEO yang diperbantukannya Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang diseluruh dunia. Iajuga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan disisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalarn mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.
-the end-
Credit title
Yang baca
Kenyo
Yang menciptakan artikel
Pak Andrie Wongso
Yang nyengir2 trus manggut2 pas baca artikel ini
Kenyo
Yang nge-scan
Kenyo
Yang bolak-balik halaman
Kenyo
Yang ngedit gara2 textnya amburadul
Kenyo
Yang ngupload ke blogger
Kenyo
Yang nyuguhin popcorn
Kenyo
Hehehe....semua kenyo...dunia kenyo...
Btw pas temen kantor gue baca artikel dimajalah ini (si ririn), dia juga ngaku kalo dulunya pernah jadi barista di starbucks EX plaza wakakakakaka...., katanya dia senang sekali bisa kerja disana dulu, tapi yang paling susah katanya musti ngapalin resep produk baru dalam dua menit dan harus bisa langsung nge mix kopi2nya jadi segelas kopi yang enak dan siap minum “ready to drink”, weleh2 ko bisa2nya barista starbucks nyasar kekantor gue ya, dunia memang aneh, trus pas gue tanya ke dia “emang brapaan segelas rin satunya?”, “enempuluh rebu nyo”, “hah mahal bener rin?”, “mending gue makan es cincau aja dah” *nyetop abang2 cincau*.
Scan... and....scan.... and oh no edit edit edit.....syat...syuuut...wuuuiiiit....
take a seat relax and enjoy.... *yang pewe ya bacanya*
*pop corn mbak satu!* uhuuuiii asik ni adem benerrrr.....
So inilah yang gue barusan baca tadi...
Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan. bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara?
Menyerah? Atau malah makin bergairah?
Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda. Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks.
"Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau?Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil?Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi" itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori jones Yang- Pour Your Heart into it; Bagaimana Starbucks membangun sebuah perusahaan secangkir demi secangkir. bagaimana ia merintis "cangkirdemi cangkir" dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.
Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai.
Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas."Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu.baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru.
Meski.begitu Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan starbukcs. Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri.Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berhutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.
Tekad itu terwujud dan bahkan-dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya.Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawannya dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.
Kini dibantu dengan CEO yang diperbantukannya Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang diseluruh dunia. Iajuga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan disisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalarn mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan "memanusiakan" semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.
-the end-
Credit title
Yang baca
Kenyo
Yang menciptakan artikel
Pak Andrie Wongso
Yang nyengir2 trus manggut2 pas baca artikel ini
Kenyo
Yang nge-scan
Kenyo
Yang bolak-balik halaman
Kenyo
Yang ngedit gara2 textnya amburadul
Kenyo
Yang ngupload ke blogger
Kenyo
Yang nyuguhin popcorn
Kenyo
Hehehe....semua kenyo...dunia kenyo...
Btw pas temen kantor gue baca artikel dimajalah ini (si ririn), dia juga ngaku kalo dulunya pernah jadi barista di starbucks EX plaza wakakakakaka...., katanya dia senang sekali bisa kerja disana dulu, tapi yang paling susah katanya musti ngapalin resep produk baru dalam dua menit dan harus bisa langsung nge mix kopi2nya jadi segelas kopi yang enak dan siap minum “ready to drink”, weleh2 ko bisa2nya barista starbucks nyasar kekantor gue ya, dunia memang aneh, trus pas gue tanya ke dia “emang brapaan segelas rin satunya?”, “enempuluh rebu nyo”, “hah mahal bener rin?”, “mending gue makan es cincau aja dah” *nyetop abang2 cincau*.
enak sih, tapi mahal. jrg banget gw minum
ReplyDeletehah hah hah quality goes to the price.....
ReplyDeletehmmm
ReplyDeletegak pernah nyobain
uhuhuhu
kalo gw sukanya pop ice.. 1000an doank.. *habis itu keracunan*
ReplyDeleteeh nyo, maksud saya teh kamu visit blog saya yang baru : http://vividblack16.blogspot.com, yang kamu visit itu kan yang lama nyo... kalo kamu ngerti berarti kamu waras, tapi kalo kamu gak ngerti berarti kamu lebih waras lagi.
ReplyDeletelihat harganya aja udah males gw.......kayaknya orang2 yang kelebihan duit aja deh yang doyan kesana
ReplyDeletesaya pernah mainin gamenya loh. dan lumayan beneran kaya di artikel itu. membangun bisnis dengan semangat kekeluargan pada karyawan dan akhirnya ekspansi dengan membuka jaringan.....
ReplyDeletememang harganya mahal tapi sebanding dengan kualitas..
*jadi pengen nyoba
oh ya mending minum kopi tubruk ABC cuma gopek loh hahahha
*malah ngiklan :p
* Dalam dunia bisnis, dikenal 10 Jurus terlarang (Ipho Santoso), salah satu yang paling "nyleneh" menurutku adalah : - Terburuk bisa jadi terbaik...? Liatlah air asia di awal kemunculannya, pelayanan yang sangat buruk untuk standar saat itu, tidak ada no tempat duduk shg rebutan, kursi sempit, tidak dapet minuman sekalipun di dalam, maskapai lain ada kue/nasi loh...!!
ReplyDeleteKasus starbuck, mengadosi ide nyeleh, mahal banyak dicari orang, karena mahal identik dengan high quality dan itu dibuktikan oleh starbuck...!!
Dua kasus di atas, menurut ilmu marketing disebut dengan meciptakan "uniquely product". Yang unique2 dicari orang, karena mereka dah "bosan" dengan yang sudah ada, ingin sesuatu yang BEDA...!!!
Nice artikel mas...., makasih atas share-nya...