Semalam saya bermalam minggu ria sendirian dengan rencana menonton film kambing jantan the movie, film yang sudah saya tunggu tunggu dari dulu, film kambing jantan the movie adalah film adaptasi dari sebuah blog berjudul sama yakni kambing jantan, adalah raditya dika yang sukses mengekspansi media blog kedalam sebuah buku, komik dan film.
Dibantu oleh sutradara handal rudi soedjarwo dalam film ini Raditya dika berperan sebagai dirinya sendiri sedangkan kekasihnya kebo diperankan oleh herfiza novianti, penulisan skenario dipegang oleh salman aristo yang sudah berpengalaman menggarap film laskar pelangi yang juga merupakan adaptasi sebuah novel, setting cerita film ini berada di jakarta dan australia tentunya dimana raditya dika pernah mengenyam pendidikan dibidang finance di australia.
Ok kali ini sabtu 7 maret 2009 pukul 18:30 saya akan memulai menonton film kambing jantan the movie di XXI mega bekasi yang merupakan studio XXI terbesar di seluruh indonesia dengan total tujuh studio dalam satu gedung film.
Dan demi menjaga independensi, film yang akan saya review kali ini tiketnya didapat dengan cara membeli secara pribadi (Rp 25.000,-) dan BUKAN TIKET PEMBERIAN produser film maupun production house yang dimaksud. (kesel gara2 ga dapet tiket premiere)
Ok langsung aja film dimulai dengan adegan ayah radit yang berada didalam mobil menunggu istrinya yang sedang ingin melahirkan malah sibuk mengganti kaos yang dipakainya terbalik sambil sesekali menggaruk-garuk didalam celana, kemudian ayah radit membawa istrinya malah kedokter hewan bukan kedokter kandungan maka lahirlah si radit ditangan dokter hewan. Radit kecil dikisahkan sebagai anak yang periang dan mempunyai secret admirer bernama ine, beberapa adegan menampilkan radit yang jatuh cinta kepada ine dengan cara mengirimkan sepucuk surat kepada ine, namun sayang ine harus pindah sekolah keluar negeri, selepas sd radit yang duduk dibangku smp mempunyai cita2 sebagai detektif, beberapa adegan yang menokohkan ia sebagai detektif hancur pencitraannya setelah ia ternyata hanya ingin memberikan surat cinta kepada teman perempuan sekelasnya, adegan ini membuat saya bingung mengapa jadi detektif kok malah jadi ngasih surat cinta sih?, yang lebih membuat bingung adalah seragam yang dikenakan radit. Seragam tarakanita?
Radit dewasa mempunyai band bernama the mbeks disinilah tampil si kebo sebagai vokalis, digambarkan kebo yang terlihat ingin membereskan sepatu2 di dalam studio yang berantakan, kebo dalam sesi latihan ngebandnya terlihat tidak mood dan berkata kesal “gimana band kita mau sukses kalo studio kita aja berantakan dan temen2 kamu....” beberapa adegan ini terlihat mengganggu karena shadow dimuka radit yang tampak berminyak dan berjerawat, mungkin make up artist bisa menyiasati atau mungkin cameraman bisa mengambil angle yang agak jauh agar shadow diwajah radit agar tidak terlalu berlebihan (kok saya jadi sok tau hehe...), band akhirnya bubar karena radith ingin melanjutkan kuliah diluar negeri, selanjutnya dikisahkan radith yang bimbang karena harus menjalani LDR (Long Distance Relationship) dengan kebo kekasihnya, kelucuan disuguhkan dengan radit yang mendapati di internet bahwa LDR adalah Long dick reduction, di australia radith berteman dengan hariyanto (edric tjandra) yang berasal dari kediri disana ia menjalani kehidupan berdua bersama temannya takuji dan minggu, kehidupan sehari2 radit diisi dengan menelpon dan menelpon dan tidak lupa membeli kartu telepon, beberapa adegan digambarkan radit didalam kamar khayalannya dengan meja yang panjang dengan satu jendela dengan view bulan penuh, diatas meja tampak sepasang cordless phone yang nampaknya mirip dengan punya saya dirumah, kalau tidak salah merek GE (General Electric) berwarna putih, tapi kalau punya saya warnanya hitam, sudahlah! Radit dan kebo tampak berdialog dengan sambungan telepon yang putus-putus dan menimbulkan kelucuan-kelucuan. Best quote yang selalu dilontarkan oleh wiraniaga asal negeri hindustan adalah “quality nod quantitiy” sambil menunjukan jari kekepala.
Klimaks film ini menurut saya adalah pas radit pulang ke indonesia dan membawa naskah blognya untuk dijadikan buku, kebo menceritakan kepada radit bahwa teman ayahnya mempunyai sebuah perusahaan bernama gagas media, dan akhirnya mereka berdua pergi ke lembaga penerbitan tersebut dengan membawa naskah masing2, namun hanya naskah radit yang bersedia diterbitkan sedangkan novel milik kebo tidak, akibat beberapa perbedaan2 akhirnya mereka berdua putus dan menjalani kehidupan mereka sendiri2 hingga akhirnya radit berhasil meraih popularitas dari buku best sellernya itu.
Secara keseluruhan film kambing jantan the movie ini bagus editingnya, namun kurang dari segi konstruksi cerita, tiap adegan seperti berdiri sendiri2, tidak menyatu menjadi satu bagian yang solid, ceritanya tidak mengalir, komedi yang ditampilkan juga terasa berat mungkin karena saya yang tidak terbiasa dengan komedi berat seperti itu, kalau saya boleh kasih nilai, film ini hanya saya beri 2,5 popcorn dari 5 popcorn yang disediakan, karena bila ada adegan lucu saya tidak tertawa, bila ada adegan lucu penonton hening, jangkrik2 berkeliaran sapi2 beterbangan, sinematografi juga terasa kurang karena saat berada di australia ada bagian2 yang saya rasa diambil dengan camera digital biasa, komedi2 yang ditampilkan yang bisa membuat saya tertawa yaitu ketika hariyanto tiba2 masuk ke taksi dan pasrah memegang panci ditengah jalan setelah ditinggal radit, saat radit tiba2 menjadi detektif dengan meminjam topi milik richard (si bule ngehe), radit yang menjadi petugas memandikan mayat bersama hariyanto, dosen yang selalu memanggil radit dengan sebutan “nikah”, radith yang menjenguk kebo di kos2an sambil teriak kebo...kebo namun yang datang malah sepasang ular homo, dan edgar yang berak dicelana.
Dialog2 begitu terasa kaku dan menjemukan, dialog yang natural yang saya rasakan hanyalah ketika radit dan ine bertemu di depan sebuah wastafel, saat radit bilang “keren ya kafe kamu krannya bisa keluar air kayak gini hehehe....”, penceritaan kisah cinta radit juga sangat dark dan gothic, tak ada keriangan tak ada kebahagiaan yang ada hanya hanya kebo yang selalu digambarkan pesimistik, posesiv dan menangis, kegagalan tadi bisa diatasi dengan menambahkan adegan romantis seperti makan eskrim berdua, ke pantai berdua, naik jet coaster bareng, naik mercy bareng....loh kok jadi kayak video klipnya afgan?, intinya setelah keluar dari bioskop jujur saya tidak terhibur dan pulang dengan tidak membawa apa2 dikepala, saya lebih terhibur dengan bukunya radit, menurut saya film komedi yang bagus adalah sebuah film yang bisa membuat tertawa terbahak2 seseorang yang akan dieksekusi mati keesokan harinya, film yang bisa melupakan kesedihan dalam hati, film komedi yang tidak memaksa orang untuk tertawa, tapi bagaimana tawa itu muncul secara spontan karena sesuatu hal, yah mungkin karena ekspektasi saya akan film kambing jantan the movie ini yang saya harap bakal lebih rame ketimbang bukunya jadi saya belum bisa mendapatkan apa2 dari film ini, namun terlepas dari semua itu seluruh kru film pasti sudah bekerja ekstra keras untuk menjadikan buku ini menjadi sebuah film, apalagi saya jadi tahu bahwa profesi pawang hujan dalam bahasa inggris disebut rain stopper.
Dibantu oleh sutradara handal rudi soedjarwo dalam film ini Raditya dika berperan sebagai dirinya sendiri sedangkan kekasihnya kebo diperankan oleh herfiza novianti, penulisan skenario dipegang oleh salman aristo yang sudah berpengalaman menggarap film laskar pelangi yang juga merupakan adaptasi sebuah novel, setting cerita film ini berada di jakarta dan australia tentunya dimana raditya dika pernah mengenyam pendidikan dibidang finance di australia.
Ok kali ini sabtu 7 maret 2009 pukul 18:30 saya akan memulai menonton film kambing jantan the movie di XXI mega bekasi yang merupakan studio XXI terbesar di seluruh indonesia dengan total tujuh studio dalam satu gedung film.
Dan demi menjaga independensi, film yang akan saya review kali ini tiketnya didapat dengan cara membeli secara pribadi (Rp 25.000,-) dan BUKAN TIKET PEMBERIAN produser film maupun production house yang dimaksud. (kesel gara2 ga dapet tiket premiere)
Ok langsung aja film dimulai dengan adegan ayah radit yang berada didalam mobil menunggu istrinya yang sedang ingin melahirkan malah sibuk mengganti kaos yang dipakainya terbalik sambil sesekali menggaruk-garuk didalam celana, kemudian ayah radit membawa istrinya malah kedokter hewan bukan kedokter kandungan maka lahirlah si radit ditangan dokter hewan. Radit kecil dikisahkan sebagai anak yang periang dan mempunyai secret admirer bernama ine, beberapa adegan menampilkan radit yang jatuh cinta kepada ine dengan cara mengirimkan sepucuk surat kepada ine, namun sayang ine harus pindah sekolah keluar negeri, selepas sd radit yang duduk dibangku smp mempunyai cita2 sebagai detektif, beberapa adegan yang menokohkan ia sebagai detektif hancur pencitraannya setelah ia ternyata hanya ingin memberikan surat cinta kepada teman perempuan sekelasnya, adegan ini membuat saya bingung mengapa jadi detektif kok malah jadi ngasih surat cinta sih?, yang lebih membuat bingung adalah seragam yang dikenakan radit. Seragam tarakanita?
Radit dewasa mempunyai band bernama the mbeks disinilah tampil si kebo sebagai vokalis, digambarkan kebo yang terlihat ingin membereskan sepatu2 di dalam studio yang berantakan, kebo dalam sesi latihan ngebandnya terlihat tidak mood dan berkata kesal “gimana band kita mau sukses kalo studio kita aja berantakan dan temen2 kamu....” beberapa adegan ini terlihat mengganggu karena shadow dimuka radit yang tampak berminyak dan berjerawat, mungkin make up artist bisa menyiasati atau mungkin cameraman bisa mengambil angle yang agak jauh agar shadow diwajah radit agar tidak terlalu berlebihan (kok saya jadi sok tau hehe...), band akhirnya bubar karena radith ingin melanjutkan kuliah diluar negeri, selanjutnya dikisahkan radith yang bimbang karena harus menjalani LDR (Long Distance Relationship) dengan kebo kekasihnya, kelucuan disuguhkan dengan radit yang mendapati di internet bahwa LDR adalah Long dick reduction, di australia radith berteman dengan hariyanto (edric tjandra) yang berasal dari kediri disana ia menjalani kehidupan berdua bersama temannya takuji dan minggu, kehidupan sehari2 radit diisi dengan menelpon dan menelpon dan tidak lupa membeli kartu telepon, beberapa adegan digambarkan radit didalam kamar khayalannya dengan meja yang panjang dengan satu jendela dengan view bulan penuh, diatas meja tampak sepasang cordless phone yang nampaknya mirip dengan punya saya dirumah, kalau tidak salah merek GE (General Electric) berwarna putih, tapi kalau punya saya warnanya hitam, sudahlah! Radit dan kebo tampak berdialog dengan sambungan telepon yang putus-putus dan menimbulkan kelucuan-kelucuan. Best quote yang selalu dilontarkan oleh wiraniaga asal negeri hindustan adalah “quality nod quantitiy” sambil menunjukan jari kekepala.
Klimaks film ini menurut saya adalah pas radit pulang ke indonesia dan membawa naskah blognya untuk dijadikan buku, kebo menceritakan kepada radit bahwa teman ayahnya mempunyai sebuah perusahaan bernama gagas media, dan akhirnya mereka berdua pergi ke lembaga penerbitan tersebut dengan membawa naskah masing2, namun hanya naskah radit yang bersedia diterbitkan sedangkan novel milik kebo tidak, akibat beberapa perbedaan2 akhirnya mereka berdua putus dan menjalani kehidupan mereka sendiri2 hingga akhirnya radit berhasil meraih popularitas dari buku best sellernya itu.
Secara keseluruhan film kambing jantan the movie ini bagus editingnya, namun kurang dari segi konstruksi cerita, tiap adegan seperti berdiri sendiri2, tidak menyatu menjadi satu bagian yang solid, ceritanya tidak mengalir, komedi yang ditampilkan juga terasa berat mungkin karena saya yang tidak terbiasa dengan komedi berat seperti itu, kalau saya boleh kasih nilai, film ini hanya saya beri 2,5 popcorn dari 5 popcorn yang disediakan, karena bila ada adegan lucu saya tidak tertawa, bila ada adegan lucu penonton hening, jangkrik2 berkeliaran sapi2 beterbangan, sinematografi juga terasa kurang karena saat berada di australia ada bagian2 yang saya rasa diambil dengan camera digital biasa, komedi2 yang ditampilkan yang bisa membuat saya tertawa yaitu ketika hariyanto tiba2 masuk ke taksi dan pasrah memegang panci ditengah jalan setelah ditinggal radit, saat radit tiba2 menjadi detektif dengan meminjam topi milik richard (si bule ngehe), radit yang menjadi petugas memandikan mayat bersama hariyanto, dosen yang selalu memanggil radit dengan sebutan “nikah”, radith yang menjenguk kebo di kos2an sambil teriak kebo...kebo namun yang datang malah sepasang ular homo, dan edgar yang berak dicelana.
Dialog2 begitu terasa kaku dan menjemukan, dialog yang natural yang saya rasakan hanyalah ketika radit dan ine bertemu di depan sebuah wastafel, saat radit bilang “keren ya kafe kamu krannya bisa keluar air kayak gini hehehe....”, penceritaan kisah cinta radit juga sangat dark dan gothic, tak ada keriangan tak ada kebahagiaan yang ada hanya hanya kebo yang selalu digambarkan pesimistik, posesiv dan menangis, kegagalan tadi bisa diatasi dengan menambahkan adegan romantis seperti makan eskrim berdua, ke pantai berdua, naik jet coaster bareng, naik mercy bareng....loh kok jadi kayak video klipnya afgan?, intinya setelah keluar dari bioskop jujur saya tidak terhibur dan pulang dengan tidak membawa apa2 dikepala, saya lebih terhibur dengan bukunya radit, menurut saya film komedi yang bagus adalah sebuah film yang bisa membuat tertawa terbahak2 seseorang yang akan dieksekusi mati keesokan harinya, film yang bisa melupakan kesedihan dalam hati, film komedi yang tidak memaksa orang untuk tertawa, tapi bagaimana tawa itu muncul secara spontan karena sesuatu hal, yah mungkin karena ekspektasi saya akan film kambing jantan the movie ini yang saya harap bakal lebih rame ketimbang bukunya jadi saya belum bisa mendapatkan apa2 dari film ini, namun terlepas dari semua itu seluruh kru film pasti sudah bekerja ekstra keras untuk menjadikan buku ini menjadi sebuah film, apalagi saya jadi tahu bahwa profesi pawang hujan dalam bahasa inggris disebut rain stopper.
test...test...hohohoho....
ReplyDeletehha.
ReplyDeletetengz suda follow end liad blog saiia yg hancur inih huhuhu
aio a, ke bns???
seru loh loh loh.
gitu yah.. duh jadi ragu mau nonton Filmnya.. aakkhh.. mana di Samarinda Filmnya belom keluar lagi.. D*mn..!
ReplyDeletewah,..jadi ga sabaran om mau..nnton nih..
ReplyDeletemoga2 aja masuk minggu2 ini. ga papa dah nunggu lama asalkan bisa nnton.hiks
seruuu abisnya pas baca reviewnya..haha
gw dari awal udah gak tertarik ya buat nonton. baca reviewnya jadi berasa untung. hehe. :)) reviewnya bagus. salam kenal. mampir donk. hehe
ReplyDeleteboleh saya link??
ReplyDeletewedeh.. lengkap bener ceritanya, hehe..
ReplyDeletetp klo gw lebih suka sama sound efek pas dika lagi pup.. hehe
bung tarakanita smp ny ad cowonya juga,jangan salah bung
ReplyDeletewahhhh bener-bener pecinta film, tadi aja kulihat tiketnya, amponnn :D
ReplyDeleteFilm yang apik
ReplyDelete